JAKARTA - Menjelang pergantian bulan, PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi per Jumat, 31 Oktober 2025. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan evaluasi bulanan yang mengikuti dinamika harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.
Kebijakan tersebut disesuaikan dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020. Regulasi ini mengatur formula harga dasar dalam penetapan harga jual eceran BBM jenis bensin dan solar yang disalurkan melalui SPBU di seluruh Indonesia.
Dalam penyesuaian terbaru ini, Pertamina menaikkan harga untuk jenis BBM nonsubsidi Dexlite dan Pertamina Dex, sedangkan jenis lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Green 95 masih dipertahankan. Harga Pertalite dan Bio Solar yang termasuk kategori subsidi juga tidak mengalami perubahan.
Perubahan Harga di Wilayah PBBKB 5 Persen
Untuk wilayah dengan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen, yang mencakup DKI Jakarta dan sekitarnya, terjadi penyesuaian harga pada dua jenis BBM nonsubsidi.
Harga Dexlite kini naik menjadi Rp13.700 per liter, dari sebelumnya Rp13.600 per liter. Sementara itu, Pertamina Dex dijual Rp14.000 per liter, naik dari Rp13.850 per liter.
Kenaikan ini dinilai masih moderat dibandingkan fluktuasi harga minyak mentah global. Meski demikian, langkah ini menjadi sinyal bahwa harga BBM di dalam negeri tetap mengikuti tren pasar energi internasional.
Untuk jenis Pertamax, harga masih berada di level Rp12.200 per liter, Pertamax Turbo di Rp13.100 per liter, dan Pertamax Green 95 tetap di Rp13.000 per liter.
Sementara BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Bio Solar tetap stabil di Rp10.000 per liter dan Rp6.800 per liter. Kebijakan ini menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah agar tidak terdampak fluktuasi harga energi global.
Tabel Harga BBM Pertamina Terbaru per 31 Oktober 2025
Berikut tabel lengkap harga BBM Pertamina di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan jenis dan daerahnya:
| Wilayah | Pertamax (Rp/liter) | Pertamax Turbo (Rp/liter) | Pertamax Green 95 (Rp/liter) | Dexlite (Rp/liter) | Pertamina Dex (Rp/liter) | Keterangan Tambahan | 
|---|---|---|---|---|---|---|
| Aceh, Sumut, Jambi, Sumsel, Babel, Lampung | 12.500 | 13.400 | - | 14.000 | 14.300 | - | 
| FTZ Sabang | 11.500 | - | - | 12.800 | - | Wilayah bebas pajak | 
| FTZ Batam | 11.700 | 12.450 | - | 13.000 | 13.300 | - | 
| Sumbar, Riau, Kepri, Bengkulu | 12.800 | 13.700 | - | 14.300 | 14.600 | - | 
| DKI, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim | 12.200 | 13.100 | 13.000 | 13.700 | 14.000 | Wilayah PBBKB 5% | 
| Bali, NTB, NTT | 12.200 | 13.100 | - | 13.700 | 14.000 | Bio Solar Nonsubsidi Rp13.600 (NTT) | 
| Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kaltara | 12.500 | 13.400 | - | 14.000 | 14.300 | - | 
| Kalsel | 12.800 | 13.700 | - | 14.300 | 14.600 | - | 
| Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sultra, Sulsel, Sulbar | 12.500 | 13.400 | - | 14.000 | 14.300 | - | 
| Maluku, Maluku Utara | 12.500 | - | - | 14.000 | - | - | 
| Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat Daya | 12.500 | 13.400* | - | 14.000 | 14.300* | *Khusus Papua & Papua Barat Daya | 
Harga Stabil untuk BBM Subsidi
Meskipun terdapat penyesuaian pada beberapa jenis BBM nonsubsidi, pemerintah memastikan harga BBM subsidi tetap stabil demi menjaga keseimbangan ekonomi masyarakat.
Pertalite masih dipatok Rp10.000 per liter, dan Bio Solar tetap di Rp6.800 per liter. Dua jenis BBM ini merupakan bahan bakar utama yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di sektor transportasi publik dan logistik.
Kestabilan harga ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga inflasi energi, terutama menjelang akhir tahun ketika kebutuhan transportasi meningkat. Selain itu, upaya ini juga membantu menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah di tengah kenaikan harga komoditas global.
Dampak Penyesuaian Harga Terhadap Masyarakat
Kenaikan harga BBM nonsubsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex diperkirakan akan berdampak pada sektor industri dan transportasi komersial. Namun, pengaruhnya terhadap inflasi nasional diyakini masih terbatas karena jenis BBM tersebut tidak digunakan secara masif oleh kendaraan pribadi.
Bagi konsumen yang menggunakan BBM nonsubsidi, penyesuaian harga ini mendorong mereka untuk lebih selektif memilih bahan bakar sesuai kebutuhan dan efisiensi kendaraan. Sementara itu, bagi pemerintah, kebijakan ini merupakan upaya menjaga keseimbangan antara stabilitas harga energi dalam negeri dan dinamika pasar global.
Pengamat energi menilai langkah Pertamina tetap berada di jalur yang realistis, mengingat harga minyak dunia dalam dua bulan terakhir mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi variabel penting yang memengaruhi struktur biaya impor minyak mentah dan bahan bakar jadi.
Proyeksi Harga BBM Bulan Berikutnya
Melihat tren harga minyak mentah global yang mulai stabil di kisaran USD 82–86 per barel, peluang penyesuaian harga BBM pada November 2025 masih terbuka. Jika harga minyak global menurun, ada kemungkinan Pertamina akan melakukan penyesuaian kembali untuk menyeimbangkan harga jual domestik.
Kendati demikian, pemerintah menegaskan bahwa setiap perubahan harga akan tetap mengacu pada formula yang berlaku. Penyesuaian dilakukan secara transparan dengan memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat serta kondisi makroekonomi nasional.
Harga Naik Moderat, Stabilitas Masih Terjaga
Secara keseluruhan, penyesuaian harga BBM Pertamina per 31 Oktober 2025 menunjukkan arah kebijakan yang moderat dan terukur. Kenaikan hanya terjadi pada jenis nonsubsidi, sementara BBM subsidi tetap dipertahankan demi menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk menyesuaikan harga energi secara dinamis tanpa mengorbankan stabilitas nasional. Dengan mekanisme evaluasi bulanan, diharapkan masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan harga secara transparan dan bijak dalam mengatur konsumsi energi.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                  .jpg)